Jumat, 22 Februari 2013

10 CARA OLAHRAGA OTAK

10 CARA OLAHRAGA OTAK



 


Olahraga otak sama pentingnya dengan olahraga tubuh. Dengan olahraga otak, akan terbentuk saraf baru yang dapat melindungi terhadap gejala demensia atau kepikunan. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk olahraga otak.

Dilansir dari Livestrong, Sabtu (2/10/2010), berikut 10 cara melatih atau olahraga otak:

1. Membiasakan aktif menjadi kidal (aktif tangan kiri) dan juga kanan
Lakukan tugas dengan tangan non-dominan, jika biasanya dominan tangan kanan maka gunakan tangan kiri (kidal) dan sebaliknya. Contohnya saat menggunakan mouse komputer, menyikat gigi dan mengikat sepatu dengan arah yang berlawanan. Menurut Franklin Institute, jenis latihan ini dapat memperkuat hubungan saraf yang ada dan bahkan membentuk saraf baru.

2. Membaca
Membaca dapat melenturkan otot-otot otak, baik bacaan ringan (seperti komik atau majalah) maupun bacaan untuk informasi. Dan menurut studi Dr Nikolaos Scarmeas padaa tahun 2001, membaca dapat membantu membangun 'cadangan kognitif' untuk menunda timbulnya demensia.

3. Bermain puzzle atau teka-teki silang
Teka-teki silang, puzzle, Sudoku dan jenis puzzle lainnya, dapat melatih otak khususnya otak kiri, menurut pusat pelatihan kognitif LearningRx. Tambahkan strategi baru untuk mengefektifkan latihan otak, misalnya memecahkan teka-teki silang dengan tema yang tidak biasa.

4. Bermain permainan strategi
Permainan strategi seperti catur, monopoli atau game komputer lainnya, akan menggunakan otak kanan yang dapat membantu orang untuk lebih berpikir kreatif.

5. Ubah rutinitas
Menurut Lawrence Katz, profesor Neurobiologi di Duke University Medical Center, mengubah rutinitas dan cara-cara hidup baru dapat mengaktifkan koneksi otak yang sebelumnya tidak aktif. Latihan yang bisa dilakukan misalnya, mandi dengan mata tertutup atau mengatur ulang kantor atau meja.

6. Belajar bahasa asing
Dengan belajar bahasa asing akan mengaktifkan bagian otak yang belum digunakan sejak Anda mulai berbicara. Sebuah studi tahun 2007 di York University di Toronto, menemukan bahwa penggunaan beberapa bahasa dapat meningkatkan suplai darah ke otak untuk menjaga kesehatan koneksi saraf.

7. Menikmati musik
Selain mendengarkan musik, belajar juga untuk memainkan instrumen musik. Para ahli juga merekomendasikan untuk mengaktifkan dua indera sekaligus, seperti mendengarkan musik dan mencium bunga.

8. Latihan fisik
Latihan fisik juga dapat meningkatkan kesehatan otak, karena dapat meningkatkan aliran darah ke otak.
Menurut Stanford Center on Longevity and the Max Planck Institute for Human Development, latihan fisik dapat meningkatkan perhatian, penalaran dan memori.

9. Hidup sosial
Otak dapat dilatih dengan menjalani kehidupan sosial Anda, misalnya dengan mengunjungi teman. Sebuah studi 2006 oleh Dr David Bennett dari Rush University Medical Center menemukan bahwa memiliki jaringan sosial dapat memberikan perlindungan terhadap gejala klinis penyakit Alzheimer.

10. Mencari hobi baru
Tantang otak untuk belajar keterampilan baru atau hal-hal yang belum pernah Anda lakukan sebelumnya. Jika Anda bukan seniman, cobalah untuk belajar melukis atau memahat. Jika Anda bisa bermain piano, belajarlah memainkan gitar. Temukan sesuatu yang baru dan menarik untuk dapat menjaga otak tetap aktif.



Sumber: tahukahkamu.com
 Januari 2011

ASAL USUL LAMBANG PRIA DAN WANITA


ASAL USUL LAMBANG PRIA DAN WANITA

inilah Sejarah Lambang Pria dan Wanita - PERNAHKAH kamu mengamati logo atau lambang seperti di atas? Nah kamu mungkin sudah tahu, itu adalah lambang untuk menyatakan jenis kelamin lelaki dan wanita. Mengapa simbolnya seperti itu? Apa arti yang terkandung pada simbol itu? Bagaimana sejarahnya?


Sejarah Lambang Pria dan Wanita


Cukup menakjubkan bahwa keberadaan simbol itu sudah cukup lama. Didalam dunia Ilmu pengetahuan saja, lambang ini untuk pertamakalinya dipakai pada tahun 1753 oleh Pengarang buku Species Plantarum. Sebelumnya simbol-simbol yang menyatakan laki dan perempuan ini ditemukan pada peninggalan-peninggalan kuno pada jaman prasejarah.


Sebelum ada tulisan, bangsa-bangsa prasejarah menggunakan gambar dan simbol untuk “berkomunikasi”. Para ahli mencoba untuk mencari hubungan mengapa simbol tersebut yang digunakan untuk menunjukkan laki dan perempuan.


Ada yang berpendapat tanda lingkaran dan panah menunjukkan bahwa laki-laki saat itu memang dikenal sebagai pemburu yang bersenjatakan tombak, sementara simbol lingkaran dengan tanda silang dibawahnya, sebagai penggambaran perempuan, menunjukkan bahwa wanita memiliki kecenderungan bercermin (lambang itu dianalogikan sebagai cermin bergagang).


Namun ada juga yang menyebutkan bahwa simbol-simbol itu telah mengalamai perubahan sejak lama, yang diturunkan dari bentuk fisik manusia laki-laki dan perempuan.


simbol ini juga digunakan sebagai simbol planet di tata surya kita, yaitu untuk Mars dan Venus (yang selanjutnya juga dikenal : Mars sebagai gambaran laki-laki, dan Venus untuk Perempuan).

Jumat, 08 Februari 2013

renungan kita

REMAJA 

1. Pengertian Remaja
Masa remaja dipandang sebagai peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Masa ini dimulai dengan timbulnya perubahan secara fisik, yakni usia sekitar 11/12 tahun, sampai dengan usia 21/22 tahun. Pandangan tradisional lebih mendasarkan usia remaja pada pertumbuhan fisiologis (sampai dengan usia 18 tahun), namun sekarang para ahli melihat juga unsur perubahan-perubahan psikis dalam mencapai kedewasaan. Pada masyarakat modern yang lebih kompleks, diperlukan persiapan yang lebih lama bagi seorang anak untuk dapat berdiri sendiri.
Lain halnya dengan Alkitab. Tuhan menyuruh mencatat umat Israel yang berusia 20 tahun ke atas (Bil 1:3,18). Juga ketika orang Israel dihukum yaitu tidak boleh memasuki tanah Kanaan, yang terkena hukuman adalah mereka yang berusia 20 tahun ke atas (Bil 14:29). Dari sini dapat disimpulkan bahwa usia yang dianggap dewasa/dapat bertanggung jawab adalah 20 tahun dan sebelum itu masih dianggap belum dewasa. Penulis berpendapat bahwa penentuan Alkitab lebih sesuai dengan pandangan psikologi mengenai kedewasaan bila dibandingkan dengan pandangan secara legal/umum (17 tahun).
Istilah yang sering dikaitkan dengan masa remaja adalah istilah pubertas. Pubertas menunjuk pada periode ketika individu menjadi matang secara seksual. Perubahan organ-organ seksual ini dialami pada akhir masa anak dan awal masa remaja. Remaja putri mencapai pubertas pada usia kurang lebih 13 tahun sedangkan remaja putra umumnya satu tahun lebih lambat.
Masa remaja dapat dibagi menjadi beberapa periode, yaitu remaja awal (12-14 tahun), remaja pertengahan (15-17 tahun) dan remaja akhir (18-21 tahun). Pada masa remaja awal, masih banyak ciri masa anak yang terbawa. Perubahan fisik terjadi dengan cepat, dan pergaulan mereka masih banyak bersama dengan teman-teman dari jenis kelamin yang sama. Remaja pertengahan merupakan kelanjutan perkembangan masa remaja awal. Perubahan fisik sudah tidak terlalu cepat, sedangkan pergaulan sudah meluas pada jenis kelamin yang berlawanan. Pada masa remaja akhir, tingkah laku remaja sudah lebih dewasa, dan lebih mempersiapkan diri untuk kehidupan yang mandiri.
2. Beberapa Ciri Remaja
a. Masa mencari identitas
Pencarian identitas merupakan usaha remaja untuk mendapat kejelasan tentang siapakah dirinya, bagaimana perannya dalam masyarakat dan akan menjadi apakah ia kelak. Bila pada masa sebelumnya seorang anak sangat bergantung pada orang tua, maka remaja belajar untuk melepaskan diri dari orang tua dan berdiri sendiri secara emosional. Seringkali usaha ini sangat kuat, sehingga tampaknya remaja selalu menentang orang tuanya. Bila usia mereka sudah lebih dewasa, hubungan dengan orang tua kembali membaik.
Pada masa pencarian identitas, remaja umumnya memiliki gambaran ideal yang ingin dicapainya. Gambaran ideal ini dapat diproyeksikan pada tokoh-tokoh idola. Remaja ingin eksistensi dirinya sebagai seorang individu, dapat dirasakan oleh orang lain, sehingga ia seringkali menarik perhatian kepada dirinya sendiri, misalnya dengan ngobrol/tertawa keras-keras, naik motor beramai-ramai dan sebagainya.
b. Masa peralihan
Seperti yang telah disebutkan di atas, masa remaja merupakan peralihan ke tahap perkembangan selanjutnya, yaitu dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Hal ini berarti masih ada ciri-ciri tahap anak yang berbekas tetapi mereka juga mempelajari tingkah laku yang dewasa sebagai pengganti tingkah laku sebelumnya. Kadang-kadang remaja bersikap dewasa, tetapi beberapa saat kemudian tingkah lakunya kekanak-kanakan, walaupun fisik mereka sudah seperti orang dewasa.
Menurut Dr. Campbell, secara emosional kebutuhan remaja sama dengan kebutuhan anak, yaitu ingin merasa dikasihi, diterima dan diperhatikan (Campbell, 1983, 9).
c. Ambang masa dewasa
Remaja sering mendapat tuntutan dari orang-orang dewasa, maupun dari diri sendiri untuk menjadi dewasa, terlebih lagi bila secara hukum mereka sudah dianggap dewasa (17 tahun). Remaja tidak yakin akan kedewasaan mereka, sehingga mereka gelisah untuk memberi kesan bahwa mereka telah dewasa mereka meniru-niru penampilan orang dewasa, dan berkonsentrasi pada tingkah laku yang dihubungkan dengan status dewasa, seperti merokok dan lain-lain.
d. Masa perubahan
Sejalan dengan perubahan yang cepat pada fisiknya, sikap dan tingkah laku remaja juga mengalami perubahan. Seksualitas mereka mengalami kematangan, emosionalitas mereka meningkat, intelektual mengalami kemajuan, termasuk moralitas, perubahan nilai-nilai, dan juga perubahan minat serta peran sosial.
e. Masa pertentangan
Remaja mengalami banyak konflik emosional, yang menimbulkan kebingungan pada diri mereka sendiri maupun pada orang lain. Misalnya, terhadap orang tua dan orang-orang dewasa lain sikap mereka bertentangan. Pada satu sisi mereka ingin melepaskan diri dari orang tua, tetapi pada sisi yang lain mereka merasa belum mampu berdiri sendiri, dan ingin memperoleh rasa aman di rumah. Mungkin kita pernah mendengar ucapan: "Orang tua: kita tidak dapat hidup bersama mereka, dan tanpa mereka." Sikap mereka tampaknya seperti ingin menjauhi/menentang orang dewasa, tetapi sebenarnya mereka masih ingin diperhatikan dan dibantu.
f. Masa kegelisahan
Ada yang menyebut masa remaja sebagai masa storm and stress. Emosi pada remaja meninggi, antara lain disebabkan oleh perubahan fisik dan hormonal; juga karena harus menyesuaikan diri dengan banyak hal yang baru. Emosi dan suasana hati mereka sering cepat berubah. Remaja juga mempunyai banyak keinginan, yang belum tentu dapat dipenuhi. Hal ini menimbulkan kegelisahan yang baru. Bila usia mereka sudah lebih dewasa dan lebih berpengalaman, mereka akan lebih stabil, dan dapat mengungkapkan emosinya dengan lebih matang.
g. Masa yang tidak realistik
Remaja seringkali berpikir idealis, mereka mempunyai aspirasi yang tinggi akan diri sendiri, akan keluarga dan akan teman-temannya. Remaja juga seringkali berkhayal dan berfantasi. Khayalan remaja putra berkisar masalah prestasi dan karier, sedangkan remaja putri lebih banyak mengkhayalkan romantika hidup. Semakin tinggi aspirasi remaja, maka mereka akan semakin kecewa dan marah, karena keinginan mereka tersebut tidak realistik. Bila mereka semakin besar, selaras dengan semakin luasnya pengalaman sosial dan pribadi mereka, maka mereka akan lebih realistik.
h. Masa mencoba dan menjelajah
Remaja sering mencoba hal-hal yang baru bagi mereka. Karena mereka melihat dunia ini dengan kacamata yang berbeda dari masa kanak-kanak, maka banyak hal baru yang mereka temukan. Misalnya mereka ingin mengetahui dunia orang dewasa, yang tampak seperti suatu misteri yang menarik. Akibat dari mencoba-coba ini tidak selalu baik, misalnya terlibat penyalahgunaan obat, menonton film porno dan sebagainya. Remaja juga ingin menyelidiki/menjelajah lingkungan yang lebih luas.
i. Aktifitas kelompok
Remaja lebih banyak bergaul dengan teman-teman sebaya, dan senang membentuk kelompok-kelompok. Hal ini terdorong juga oleh berkurangnya waktu remaja bersama orang tua dan keluarga, dalam usaha mereka melepaskan diri dari orang tua. Remaja ingin diterima oleh kelompok sebayanya dan merasa takut bila mereka ditolak, sehingga mereka juga berusaha bertingkah laku sesuai dengan kelompoknya. Biasanya remaja juga memasuki kelompok yang sifat-sifat anggota dan nilai-nilai kelompoknya sesuai dengan ciri-ciri dirinya sendiri. Remaja menaruh banyak minat terhadap pergaulan dengan teman-teman lawan jenis, bahkan cukup banyak remaja yang sudah mencoba berpacaran.
3. Beberapa Perkembangan yang Penting
a. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik yang terjadi adalah perubahan eksternal maupun perubahan internal. Perubahan eksternal misalnya perubahan tinggi badan, berat badan, proporsi, dan yang paling menonjol adalah perkembangan organ-organ seksual yang primer maupun sekunder. Perubahan internal misalnya perubahan fungsi-fungsi tubuh, jaringan-jaringan dan kelenjar-kelenjar, yang mencapai kematangannya. Remaja putri mendapat menstruasi pertama (menarch) dan remaja putra mengalami mimpi basah.
Pada awalnya perubahan ini belum proporsional, misalnya perkembangan anggota-anggota tubuh (lengan, tungkai) lebih cepat. Tindak tanduk remaja awal tampak canggung, karena mereka belum dapat mengontrol tubuh yang berubah dengan cepat tersebut. Usia terjadinya pertumbuhan fisik ini berbeda-beda pada setiap remaja, dan putra juga berbeda dengan putri.
Banyak remaja yang tidak puas dengan pertumbuhan fisik mereka, seperti proporsi tubuh yang tidak sesuai dengan keinginan, munculnya jerawat-jerawat dan sebagainya. Remaja sadar bahwa penampilan fisik penting dalam relasi sosial, sehingga mempengaruhi kepribadian mereka juga.
b. Perkembangan intelektual
Intelektual remaja berkembang dengan pesat. Pemikiran mereka sudah mulai kritis. Jika pada masa kanak-kanak individu berpikir secara konkrit, maka pemikiran remaja lebih banyak bersifat abstrak. Bila dihadapkan pada suatu permasalahan, ia cukup mampu untuk mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang ada, melihat dari berbagai sudut pandang dan mempertanggungjawabkan penyelesaiannya berdasarkan hipotesis-hipotesis dan pernyataan-pernyataan yang ada.
Bila selama ini mereka menerima begitu saja nilai-nilai yang mereka dapatkan tanpa pertanyaan, maka sekarang remaja mulai mengevaluasi ulang nilai-nilai tersebut. Mereka juga mulai menilai orang tua, sekolah, masyarakat, sistem pemerintahan dan lain-lain. Anak-anak melihat orang tua mereka sebagai orang yang sempurna, hebat dan tanpa cacat, tetapi remaja melihat orang tua mereka banyak kekurangan. Dengan harapan mereka yang idealis, dan penilaian yang kadang-kadang terlalu kritis, seringkali remaja tidak dapat menerima kekurangan-kekurangan ini.
c. Perkembangan agama dan moral
Remaja menaruh banyak minat terhadap agama, mereka ingin mendapatkan pegangan untuk kehidupan mereka masa sekarang dan masa yang akan datang. Memang remaja mulai meragukan keyakinan-keyakinan yang selama ini telah mereka terima. Ini bukan berarti bahwa mereka cenderung menjadi atheis, tetapi remaja tidak ingin menerima konsep-konsep itu begitu saja. Mereka ingin menerima sesuatu yang bermakna bagi diri mereka sendiri dan ingin memutuskan berdasarkan kehendak mereka yang mandiri. Dalam beberapa hal remaja kecewa terhadap agama yang terorganisasi, yang dianggap tidak dapat memberi jawaban yang memuaskan. Remaja juga membandingkan kepercayaan yang ia terima dari orang tuanya dengan kepercayaan-kepercayaan lain. Masa remaja merupakan usia yang rawan untuk menjadi "mangsa" kultus-kultus ekstrim, terlebih lagi jika selama ini mereka tidak mendapat dasar yang kuat.
Perkembangan moral berkaitan dengan perkembangan intelektual yang berkembang pesat, di mana dapat menimbang-nimbang berbagai konsep. Remaja mulai belajar mengendalikan tingkah lakunya sendiri, memiliki norma-norma yang ia yakini sendiri, bukan lagi dikendalikan oleh norma-norma dari luar/orang tua. Mengendalikan tingkah laku sendiri ini bukan hal yang mudah dan banyak orang muda yang baru dapat menyelesaikannya pada masa dewasa.
4. Bahaya-Bahaya pada Masa Remaja
Dengan ciri-ciri perkembangan remaja yang khusus dan adanya kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi, remaja rawan untuk mengalami masalah-masalah yang juga khas remaja. Selain faktor remaja itu sendiri, faktor sosial masyarakat juga membawa pengaruh bagi masalah-masalah remaja. Perubahan sosial masyarakat yang cepat, arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat menambah kebingungan remaja yang dituntut untuk menyesuaikan diri dengan cepat. Perkembangan media audiovisual dan elektronika, seperti televisi, video, komputer dan internet membawa pengaruh yang seringkali tidak diharapkan.
Faktor yang berpengaruh besar juga pada remaja adalah faktor-faktor dalam keluarga, seperti keutuhan dan keharmonisan, pendidikan dalam keluarga dan sebagainya. Pengaruh dari keluarga yang diterima selama masa anak-anak yang kemudian dilanjutkan pada masa remaja relatif menetap pada kepribadian individu sepanjang masa hidupnya. Keluarga memberikan dasar yang kuat untuk sikap dan tingkah laku remaja di luar lingkungan rumah. Remaja dari keluarga yang tidak utuh, tidak harmonis, tidak ada penerimaan yang sehat, pencurahan kasih sayang dan disiplin orang tua yang tidak seimbang dan sebagainya, lebih sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Remaja dapat jatuh pada masalah-masalah kenakalan remaja, masalah-masalah seksual, penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan, masalah-masalah emosi, tertarik pada kebatinan, okultisme dan sebagainya. Kenakalan remaja merupakan tingkah laku yang bersifat pelanggaran hukum atau pelanggaran nilai-nilai moral, misalnya perjudian, perkelahian, tawuran, menjadi perek, membolos, kabur dari rumah dan lain-lain. Remaja dapat melakukan sendiri atau berkelompok. Masalah-masalah seksual muncul pada masa remaja karena perkembangan psikoseksual yang aktif dan mulai bekerjanya hormon-hormon seksual. Masalah-masalah seksual yang dapat muncul adalah membaca/menonton buku/film porno, hubungan seksual sebelum menikah, homoseksual/lesbian, mengunjungi WTS dan sebagainya. Remaja juga rawan terhadap penyalahgunaan alkohol/obat-obatan. Pengaruh tekanan kelompok dan banyaknya masalah-masalah yang lain mendorong remaja untuk menggunakan alkohol

;;

By :
Free Blog Templates